Jumat, 28 Juni 2013

media pembelajaran merupakan cara yang biasa dilakukan oleh pengajar / guru di sekolah, banyak media pembelajaran yang bisa di gunakan, dalam penggunaan media pembelajaran pada sekolah yang kami lakukan survey untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang kami buat, para siswa menjadi lebih mandii dalam pembelajaran,para siswa lebih tertarik pada media pembelajaran menggunakan macromedia daripada media pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sebelumnya, karena biasanya guru menyampaikan pembelajaran menggunakan gambar, penggunaan gambar ini dinilai biasa oleh siswa dalam pembelajaran, walaupun terkadang penggunaan media ini memang bisa menarik. di SMP Muhammadiyah Jetis kami mencoba mengaplikasikan ASSURE model. dalam pembuatan media pembelajaran juga memperhatikan pada penggunaan video.

source: http://arisandi.com
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2)      Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat
3)      Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4)      Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5)      Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi
6)      Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7)      Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan  latihan-latihan.
8)      Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format
film atau VCD.

9)      Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan
bidang media teknologi.
10)  Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural.
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Of Experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai.
Adapun kelebihan dari video adalah dapat menstimulir efek gerak, dapat diberi suara maupun warna, tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya, dan tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya. Sedangkan pada kekurangan atau kelemahannya adalah video memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya dan memerlukan tenaga listrik
c.   Konsep Dasar pengembangan Materi video
Pengembangan materi dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah lembaga pendidikan atau beberapa lembaga pendidikan lainnya, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan yang kemudian dirangkum dari hasil analisis bersama.
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru yang dalam hal ini adalah tenaga pengajar yang diharapkan mampu mengembangkan materi sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
Prosedur pengembangan media video dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi Fasilitas yang dibutuhkan, (3) Identifikasi Sumber Daya, (3) Lokakarya Penulisan Skript / Naskah, (4) Pelatihan Produksi Video (5) Kegiatan produksi.
1).  Prinsip Pengembangan Materi Video
a) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi kedalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c) Sistematis
Komponen-komponen materi saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e) Memadai
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi.
g) Fleksibel
Keseluruhan komponen materi dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah/lembaga pendidikan dan tuntutan masyarakat.
h) Menyeluruh
Komponen materi mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

2)   Tahapan Pengembangan Materi
a) Perencanaan
Penyusun materi terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan materi. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi-media dan internet.
b) Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan materi perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan materi, seperti Standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan aturan penyusunan materi kedalam silabus, rancangan program pembelajaran dan Standar Kompetensi serta Kurikulum yang diterapkan.
c) Perbaikan
Buram materi perlu dikaji ulang sebelum diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji dapat terdiri atas para spesialis ahli mata pelajaran, guru/instruktur, kepala sekolah, dan siswa itu sendiri.
d) Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala atau Pimpinan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
e) Penilaian Materi
Penilaian pelaksanaan materi perlu dilakukan secara berkala yang telah dijabarkan dalam sebuah silabus dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.
pada pertemuan terakhir, kami masing-masing kelompok mempresentasikan hasil media pembelajaran memakai macromedia, kelompok kami mempresentasikan pembelajaran dengan materi procedure text. masih terdapat materi yang belum sempurna tentang kelengkapan materi yang kami sampaikan dengan menggunakan macromedi yang kami sampaikan. kami melengkapi materi menggunakan media pembelajaran pada materi yang belum kami sampaikan saat presentasi dan kami menyempurnakannya lagi.

Senin, 17 Juni 2013

Refleksi minggu ke 12

pada perkuliahan minggu ke 12, salah satu kelompok telah mempresentasikan media pembelajaran dengan menggunakan macromedia. presentasinya menarik. tetapi dalam kelengkapannya belum memenuhi kelengkapan. telah ada kelompok yang maju untuk mempresentasikan.


Selasa, 11 Juni 2013

Reflkesi minggu kesepuluh

pada minggu ini materinya adalah cara membuat video atau film.
dalam satu kelas terdapat tiga kelompok yang membawa video guna mem video atau membuat film. adegan itu ada di perpustakaan, kantin, dan komlain di simeru. masing-masing kelompok mem video kegiatan dimasing-masing tempat tersebut, tetapi untuk hasilnya masing-masing masih perlu belajar banyak tentang cara yang bagus untuk  membuat video. yang perlu diperhatikan yaitu:
dalam pengambilan gambar untuk pembuatan video tidak boleh menggambil pada bagian pundak seseorang, harus fokus pada orahttp://www.mawan.or.id/files/pdf/Membuat%20Film%20Pendek.pdfngnya, pada tema yang diambil
untuk pengambilan gambar pada video perlu memperhatikan angel
dalam pengambilan video juga harus memperhatikan pengambilan gambar yang diperbesar atau diperkecil untuk memperjelas gambar ataupun menyamarkan.

sumber-sumber bacaan yang harus diperhatikan terkait materi pada minggu ini yaitu:
http://yusronmultimedia.files.wordpress.com/2012/11/video-shooting-n-editing-yusron-saudi-materi-i-pengambilan-gambar.pdf
(http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html)

setelah kami mengetahui dan mmahami langkah-langkah yang benar dalam pengambilan video yang baik dan benar seperti apa kemudian kami membuat film tentang procedure text how to make a cup of coffee. materi ini kami sampaikan kepada para siswa di SMP Muhammadiyah 1 Jeti, terkait dengan pembelajaran bahasa inggris.
Refleksi minggu kesembilan

pada minggu ini, setiap kelompok melakukan kuliah online dengan materi video.
temanya tentang storyboard.

source (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Storyboard%20dalam%20Media%20Pembelajaran%20Interaktif.pdf)

Storyboard yaitu visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene.  Pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing.
   Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus
dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi jika ada
6. Animasi jika ada
7. Video, jika ada
8. Audio, jika ada
9. Interaksi dengan penonton, jika ada
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi
 

Untuk rencaan pembuatan media pembelajaran menggunakan macro media kita memasukkan story board
1.    Skkd
Procedure text untuk anak kelas 1 SMP.
 Skkd kami beri audio narasi durasi selama 1 menit.
2.    Material
What is Procedure text?
 What is the purpose of procedure text?
 What is the generic structure of procedure text?
 Berdurasi  2 menit
3.    Example
Foto and video how to make a cup coffee.
Untuk foto kami memberi audio narasi pada setiap material and ingredients, and the step lama narasi 3 menit
4.    Evaluation
5 soal tentang how to make a cup of coffee.
Untuk evaluation kita tidak memberi narasi audio, jika siswa menklik jawaban benar akan keluar suara tepuk tangan.
5.    Bantuan
Bantuan mengenai tombol – tombolnya.
Kami tidak memberi narasi audionya.


Refleksi minggu ketujuh

Dalam minggu perkuliahan ini, kami masih melakukan presentasi di dalam kelas. kelompok kami maju untuk mempresentasikan hasil ppt yang telah kami buat.
ppt kami yaitu tentang procedure text, yang terdapat skkd, material, example, dan evaluation yang dilengkapi dengan contoh jawaban jika benar atau salah akan ditunjukkan secara otomatis. Pada tombol materi terdapat materi tentang what is procedure text, purpose, text organization, language features.
pada example: how to make a cup of coffee.
pada questions: pertanyaan-pertanyaan berkaitan tentang how to make a cup of coffee.
Pada tombol example kita memberi contoh gambar nyata how to make a cup of coffee dan kami beri video supaya lebih menarik.materi ini lebih menarik bagi siswa karena biasanya untuk media-media yang digunakan masih sederhana, misalnya descriptive text, hanya menggunakan gambar. dengan menggunakan video untuk procedure text siswa menjadi lebih tertarik.
materi procedure text yang kami presentasikan yaitu untuk siswa SMP Muhammadiyah Jetis, kelas 1.
dipertemuan ini juga di jelaskan tentang materi yang dikumpulkan untuk penilaian saat UTS.

Refleksi minggu keenam

pada minggu ini, setiap kelompok mempresentasikan ppt yang telah dibuat sebelumya.
teman-teman dari kelompok lain maju presentasi hasil mereka. kami menanggapi hasil ppt yang telah mereka buat. contohnya kelompok yang mempresentasikan tentang materi bahasa arab, kelompok tersebut dalam pembuakaan /bagian awal menyapa dengan kata bahasa inggris di dalam ppt nya, seharusnya juga memakai bahasa arab, dan lain sebagainya. kami dari masing-masing kelompok saling memberikan masukan kepada setiap kelompok yang maju, di mana kelompok yang maju tersebut di moderatori oleh kelompok yang menjadi penilainya.