Refleksi minggu ke empat
dalam perkuliahan minggu ini kami membahas tentang ASSURE, kemudian setiap tim membuat analisis untuk persiapan pengembangan software pembelajaran.
kemudian ada salah satu tim yang maju untuk mempresentasikan model pembelajarannya yang telah di buat, kemudian di analisis menggunakan ASSURE model, grup yang tampil yaitu kelompok Diah Ayu M, Restu M, dan Neti Indri. kelompok tersebut belum sepenuhnya menggunakan ASSURE model dalam kegiatan pembelajarannya, kemudian bapak Wahyu, memberikan model pembelajaran menggunakan ASSURE model. dimana ASSURE model yaitu :
A. DEFINISI MODEL ASSURE
ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan
tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Sekarang ini para
pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar
degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini
bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai
kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu
fasilitasnya,
Jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus
mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi
mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran
bisa diterima oleh semua siswaModel assure ini merupakan rujukan bagi
pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang
direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan
teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan
bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE
Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya
pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
B. TAHAPAN MODEL ASSURE
1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
a. General Characteristics (Karakteristik Umum)
b. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
c. Learning Style (Gaya Belajar)
2. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Dalam
merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar
dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada beberapa alasan
mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program
pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123)
berikut ini :
1. Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3. Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4. Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Memilih
format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan
atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino. Memilih ,
Mengubah, dan Merancang Materi
4. REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan.
1. Latihan Prnggunaan Teknologi
2. Umpan Balik
5. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian
dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua
tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
C. MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
selain itu kami juga melakukan analisis bagi model pembelajaran yang kami lakukan menggunakan ASSURE model di SMP Muhammadiyah Jetis.
1. Analyze learner
Karakteristik
siswa di SMP Muh Jetis para siswa kebanyakan mempunyai sikap yang
aktif dimana tidak bisa menyerap pelajaran jika dengan teacher
centered. Maksudnya disini para siswa tidak bisa menerima pelajaran
dikelas jika kegiatannya hanya mendengarkan ceramah guru dikelas. Umur
siswa yang masih tergolong belia sekitar 13 – 14 tahun sangat
memungkinkan siswa untuk ngobrol sendiri di kelas saat pelajaran di
mulai, karena mereka belum memikirkan untuk apa kita belajar buat masa
depan. Factor social, ekonomi mereka yang tergolong menengah ke bawah
menyebabkan siswa tidak bisa belajar menggunakan media, misalnya
internet. Siswa hanya mengandalkan catatan dari ceramah guru di kelas.
Maka kami disini ingin memperkenalkan penggunaan media pembelajaran
melalu IT sebagai penunjang proses KBM di kelas bahasa inggris. Supaya
mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses KBM. Media yang digunakan
SMP tersebut masih sederhana misalnya pembelajaran writing guru
menggunakan media gambar yang diperoleh dari media cetak seperti majalah
atau Koran.
Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa SMP
Muh Jetis berbeda. Menyebabkan ketertarikan dalam proses belajarpun
berbeda. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik,
yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak
melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu
belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya
tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik
(melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta
didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2. State Objective
Menjadikan
siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran Bahasa Inggris di kelas.
Karena kita tau bahwa pelajaran bahasa inggris adalah salah satu dari
mata pelajaran yang di takuti siswa.
Siswa mampu memahami makna procedure text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu mendeskripsikan kembali procedure text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu menulis procedure text sesuai contoh.
3. Select Media and Materials
• Media
Media
yang akan kami gunakan adalah classroom. Pengaturan ruang kelas di SMP
Muhammadiyah Jetis Bantul, memungkinkan penggunaan berbagai metode
pelatihan, misalnya video, ceramah, simulasi, dan diskusi. Seperti
pengaturan tempat duduk, lingkungan yang kondusif untuk belajar.
Tetapi ada hal yang menurut kami menghambat proses belajar siswa yaitu
ruang lab bahasa yang dijadikan satu dengan lab computer. Tetapi disini
kami mengembangkan dalam penggunaan media dan memilih menggunakan media
pembelajaran menggunakan video. Supaya anak – anak tertarik untuk
mengikuti proses KBM dengan baik, sehingga siswa mampu mengembangkan
skill yang mereka miliki.
• Materi
Materi yang akan
kami sampaikan seputar procedure text. Seperti mendeskripsikan how to
make something. Dalam hal ini kami mengembangkan materi yang ada dimana
kami mengkhususkan tema yang dibahas seperti mendescripsikan “how to
make a cup of coffee” supaya siswa lebih focus memahami isi dari materi
yang kami sampaikan.
4. Utilize Media and Materials
Kegiatan
ini kami lakukan dilab komputer karena lab bahasa itu dijadikan satu
dengan lab bahasa. Kami mengkondisikan siswa telah mengetahui materi
yang telah diajarkan sebelumnya jadi siswa telah mengetahui dasar dari
penayangan video tersebut.
5. Require Learner Participation
Kami
menayangkan video pembelajaran mengenai procedure text. Tetapi sebelum
kita mulai menayangkan video how to make a cup of coffee kami
mengkondisikan siswa untuk benar – benar siap mengikuti proses KBM
menggunakan media. Kemudian , siswa di minta untuk memperhatikan dengan
melihat dan memahami video yang kita putar diruang lab komputer.
Kemudian siswa dan guru berdiskusi tentang isi dari video tersebut dan
salah satu siswa diminta untuk memberi pendapat tentang isi dari video
tersebut.
6. Evaluate and Revise
Dalam hal ini pemilihan
video sebagai media sangat efektif dimana dapat membantu siswa dalam
pemahaman isi materi yang disampaikan. selain itu tujuan pembelajaran
juga lebih tersampaikan dengan baik. Disisi lain perhatian siswa lebih
tertuju pada video yang ditampilkan. Namun, jika dilihat dari segi
kebahasaan jika siswa tidak mempunyai banyak kosa kata yang mereka
ketahui akan menghambat dalam penguasaan isi dari materi tersebut.
Jadi media video ini efektif untuk siswa dimana dapat
membantu memahami isi materi walau tidak semua dapat dipahami.
Setidaknya siswa tahu melalui video tersebut. Penilaiannya melaui
sejauh mana pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan.
Diakhir sesi pembelajaran,guru dan siswa berdiskusi tentang
kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi selama penayangan video tersebut,
jadi bisa digunakan untuk pengembangan pembelajaran selanjutnya.
Selasa, 11 Juni 2013
kajian pembelajaran kelas B
No. Kelompok : 15
Rondiyah (10004088)
Eni Sujiyati (10004081)
Rosadillah Rahayu ( 10004098 )
Judul Media Pembelajaran : classrooms
Jenis : video
Kelebihan : penggunaan media pembelajaran ini akan lebih menarik bagi pembelajaran bahasa inggris untuk anakanak SMP, di sini adalah SMP Muhammadiyah Jetis, Bantul. dengan penggunaan media ini akan mendorong anak dalam meningkatkan penguasaan terhadap pelajaran bahasa inggris karena mereka dapat menikmati penggunaan video yang content nya bahasa inggris. mereka dapat belajara bahasa inggris tanpa tergantung pada gurunya, jadi di sini guru hanya sebagai fasilitator bukan sebagai centered teaching.
Kekurangan : dalam penggunaan video ini kekuranngannya adalah mereka akan lebih terfokus pada gambar pada video, bukan pada penggunaan bahasa yang terdapat pada video tersebut.
Cocok untuk kondisi siswa :
1. langkah ini cocok untuk mereka karena adanya juga fasilitas yang mendukung dalam penggunaan media dengan menggunakan video tersebut, siswa SMP Muhammadiyah akan lebih menikmati pembelajaran bahasa inggris melalui media ini.
No. Kelompok : 15
Rondiyah (10004088)
Eni Sujiyati (10004081)
Rosadillah Rahayu ( 10004098 )
Judul Media Pembelajaran : classrooms
Jenis : video
Kelebihan : penggunaan media pembelajaran ini akan lebih menarik bagi pembelajaran bahasa inggris untuk anakanak SMP, di sini adalah SMP Muhammadiyah Jetis, Bantul. dengan penggunaan media ini akan mendorong anak dalam meningkatkan penguasaan terhadap pelajaran bahasa inggris karena mereka dapat menikmati penggunaan video yang content nya bahasa inggris. mereka dapat belajara bahasa inggris tanpa tergantung pada gurunya, jadi di sini guru hanya sebagai fasilitator bukan sebagai centered teaching.
Kekurangan : dalam penggunaan video ini kekuranngannya adalah mereka akan lebih terfokus pada gambar pada video, bukan pada penggunaan bahasa yang terdapat pada video tersebut.
Cocok untuk kondisi siswa :
1. langkah ini cocok untuk mereka karena adanya juga fasilitas yang mendukung dalam penggunaan media dengan menggunakan video tersebut, siswa SMP Muhammadiyah akan lebih menikmati pembelajaran bahasa inggris melalui media ini.
Refleksi minggu ketiga
pada minggu ini, setiap kelompok yaitu 2 kelompok, bercerita tentang pengalaman observasi ke sekolah dan menunjukkan bahan-bahan yang telah didapatkan dan setiap tim diskusi mengkaji materi yang telah didapatkan terkait dengan teori.
hal yang di diskusikan yaitu terkait dengan, mata pelajaran yang diambil untuk di buatkan media pembelajaran, kesan terhadap sekolah yang telah dikunjungi, alasan terhadap pemilihan materi, media yang telah di gunakan oleh sekolah tersebut dalam mata pelajaran yang diambil, persiapan dalam pembuatan media pembelajaran bahasa inggris bagi siswa.
setelah kami berbagi tentang kegiatan observasi ke sekolah yang telah kelompok kami, yaitu kelompok 15, kemudian kami membaca tentang materi instructional design-media, strategies, &methods, dengan alamat (http://plato.stanford.edu/entries/feminism-approaches/), kemudian kami membuat analisis. kami memilih media classroom untuk kegiatan pembelajaran di kelas bagi siswa SMP Muhammadiyah Jetis. dalam media ini yaitu terdapatnya, video, lecture, simulation, and discussion. kami memilih video sebagai media pembelajaran yang kami gunakan, yaitu kami mencontohkan tentang how to make a cup of coffee, jadi di sini dalam pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru, guru hanya sebagai fasilitator saja di dalam kelas, bukan sebagai teacher centered.
pada minggu ini, setiap kelompok yaitu 2 kelompok, bercerita tentang pengalaman observasi ke sekolah dan menunjukkan bahan-bahan yang telah didapatkan dan setiap tim diskusi mengkaji materi yang telah didapatkan terkait dengan teori.
hal yang di diskusikan yaitu terkait dengan, mata pelajaran yang diambil untuk di buatkan media pembelajaran, kesan terhadap sekolah yang telah dikunjungi, alasan terhadap pemilihan materi, media yang telah di gunakan oleh sekolah tersebut dalam mata pelajaran yang diambil, persiapan dalam pembuatan media pembelajaran bahasa inggris bagi siswa.
setelah kami berbagi tentang kegiatan observasi ke sekolah yang telah kelompok kami, yaitu kelompok 15, kemudian kami membaca tentang materi instructional design-media, strategies, &methods, dengan alamat (http://plato.stanford.edu/entries/feminism-approaches/), kemudian kami membuat analisis. kami memilih media classroom untuk kegiatan pembelajaran di kelas bagi siswa SMP Muhammadiyah Jetis. dalam media ini yaitu terdapatnya, video, lecture, simulation, and discussion. kami memilih video sebagai media pembelajaran yang kami gunakan, yaitu kami mencontohkan tentang how to make a cup of coffee, jadi di sini dalam pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru, guru hanya sebagai fasilitator saja di dalam kelas, bukan sebagai teacher centered.
pada minggu berikutnya kami mengunjungi SMP Muhammadiyah Jetis kembali, untuk bertemu dengan Ibu Amin, selaku guru mata pelajaran bahasa inggris. setelah kami bertemu dengan beliau kemudian kami melihat dan meminta silabus yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa inggris di SMP Muhammadiyah Jetis, metode yang telah diguanakan, jumlah siswa untuk masing-masing kelas, dan fasilitas yang ada. kami mengambil materi untuk kelas satu, materi-materi yang telah diajarkan yaitu macam-macam jenis text bahasa inggris, metode yang dilakukan, untuk text deskriptive melalui gambar, jumlah masing-masing kelas ada 1 untuk kelas 1, 1 untuk kelas 2, dan satu untuk kelas 3, dan fasilitas yang telah ada untuk mendukung kegiatan yaitu lab untuk komputer, LCD.
Refleksi minggu kedua
pada refleksi ini dijadikan sebagi minggu pertama sebagai mata kuliah IT, karena pada minggu sebelumnya /minggu pertama perkuliahan belum masuk mata kuliah IT.
pada kegiatan ini, kami melakukan pembentukan , pada kegiatan pembentukan kelompok ini kami telah memutuskan untuk melakukan survey di sekolah smp yang berada di jetis, yaitu SMP muhammadiyah jetis, sebagai sekolah yang kami pilih untuk kami lakukan survey dan kami kunjungi kemudian segera kami tindaklanjuti untuk bertemu dengan salah satu guru bahasa inggris, karena mata pelajaran yang kami ambil untuk kami lakukan tindak lanjut yaitu mata pelajaran bahasa inggris. di SMP Muhammadiyah kami bermaksud bertemu dengan guru bahasa inggris pada tanggal 15 Maret 2013, tetapi belum ada kesempatan untuk bertemu dengan beliau, tetapi kami telah mendapat ijin untuk melakukan survey di SMP Muhammadiyah Jetis.
pada refleksi ini dijadikan sebagi minggu pertama sebagai mata kuliah IT, karena pada minggu sebelumnya /minggu pertama perkuliahan belum masuk mata kuliah IT.
pada kegiatan ini, kami melakukan pembentukan , pada kegiatan pembentukan kelompok ini kami telah memutuskan untuk melakukan survey di sekolah smp yang berada di jetis, yaitu SMP muhammadiyah jetis, sebagai sekolah yang kami pilih untuk kami lakukan survey dan kami kunjungi kemudian segera kami tindaklanjuti untuk bertemu dengan salah satu guru bahasa inggris, karena mata pelajaran yang kami ambil untuk kami lakukan tindak lanjut yaitu mata pelajaran bahasa inggris. di SMP Muhammadiyah kami bermaksud bertemu dengan guru bahasa inggris pada tanggal 15 Maret 2013, tetapi belum ada kesempatan untuk bertemu dengan beliau, tetapi kami telah mendapat ijin untuk melakukan survey di SMP Muhammadiyah Jetis.
Refleksi minggu kedua
Pada perkuliahan minggu kedua, telah ada pembahasan yang terkait dengan materi IT, dan Bapak Wahyu memberikan arahan kepada semua mahasiswa untuk membentuk kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang kemudian mendaftarkan kelompok tersebut ke (alfheuad.indonesianforum.ne), dan setiap mahasiswa secara individu memiliki blog untuk tugas portofolio, jadi setiap tugas di tulis di dalam blog sebagai tugas portofolio.
dalam perkuliahan minggu kedua ini Bapak Wahyu Pujiono memberikan tugas secara berkelompok yang telah di bagi, satu kelompok terdiri 3 orang untuk melakukan survey ke sekolah untuk meminta materi dari guru terkait dengan komponen domain dari IT. Rangkuman hasil pencarian materi,kemudian diposting di blog setiap anggota kelompok.
Pada perkuliahan minggu kedua, telah ada pembahasan yang terkait dengan materi IT, dan Bapak Wahyu memberikan arahan kepada semua mahasiswa untuk membentuk kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang kemudian mendaftarkan kelompok tersebut ke (alfheuad.indonesianforum.ne), dan setiap mahasiswa secara individu memiliki blog untuk tugas portofolio, jadi setiap tugas di tulis di dalam blog sebagai tugas portofolio.
dalam perkuliahan minggu kedua ini Bapak Wahyu Pujiono memberikan tugas secara berkelompok yang telah di bagi, satu kelompok terdiri 3 orang untuk melakukan survey ke sekolah untuk meminta materi dari guru terkait dengan komponen domain dari IT. Rangkuman hasil pencarian materi,kemudian diposting di blog setiap anggota kelompok.
Langganan:
Komentar (Atom)