Jumat, 28 Juni 2013

media pembelajaran merupakan cara yang biasa dilakukan oleh pengajar / guru di sekolah, banyak media pembelajaran yang bisa di gunakan, dalam penggunaan media pembelajaran pada sekolah yang kami lakukan survey untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang kami buat, para siswa menjadi lebih mandii dalam pembelajaran,para siswa lebih tertarik pada media pembelajaran menggunakan macromedia daripada media pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sebelumnya, karena biasanya guru menyampaikan pembelajaran menggunakan gambar, penggunaan gambar ini dinilai biasa oleh siswa dalam pembelajaran, walaupun terkadang penggunaan media ini memang bisa menarik. di SMP Muhammadiyah Jetis kami mencoba mengaplikasikan ASSURE model. dalam pembuatan media pembelajaran juga memperhatikan pada penggunaan video.

source: http://arisandi.com
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal sangatlah perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat penggunaan media video pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)      Sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran yang mayoritas praktek.
2)      Memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat
3)      Dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.
4)      Peserta didik dapat berdiskusi atau minta penjelasan kepada teman sekelasnya.
5)      Peserta didik dapat belajar untuk lebih berkonsentrasi
6)      Daya nalar Peserta didik lebih terfokus dan lebih kompeten.
7)      Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi untuk mempraktekan  latihan-latihan.
8)      Peserta didik dapat menayangkannya di rumah karena materi sudah dalam format
film atau VCD.

9)      Memenuhi tuntutan kemajuan zaman pendidikan, khususnya dalam penggunaan
bidang media teknologi.
10)  Memberikan daya pemahaman keterampilan yang lebih terstruktural.
Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan kerucut pengalaman (Cone Of Experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai.
Adapun kelebihan dari video adalah dapat menstimulir efek gerak, dapat diberi suara maupun warna, tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya, dan tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya. Sedangkan pada kekurangan atau kelemahannya adalah video memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya dan memerlukan tenaga listrik
c.   Konsep Dasar pengembangan Materi video
Pengembangan materi dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah lembaga pendidikan atau beberapa lembaga pendidikan lainnya, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan yang kemudian dirangkum dari hasil analisis bersama.
Sebagai tenaga profesional yang memiliki tangung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswanya, seorang guru yang dalam hal ini adalah tenaga pengajar yang diharapkan mampu mengembangkan materi sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. Di sisi lain guru lebih mengenal karakteristik siswa dan kondisi sekolah serta lingkungannya.
Prosedur pengembangan media video dapat dilakukan dengan langkah-langkah yaitu (1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi Fasilitas yang dibutuhkan, (3) Identifikasi Sumber Daya, (3) Lokakarya Penulisan Skript / Naskah, (4) Pelatihan Produksi Video (5) Kegiatan produksi.
1).  Prinsip Pengembangan Materi Video
a) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi kedalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c) Sistematis
Komponen-komponen materi saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d) Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e) Memadai
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f) Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi.
g) Fleksibel
Keseluruhan komponen materi dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah/lembaga pendidikan dan tuntutan masyarakat.
h) Menyeluruh
Komponen materi mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

2)   Tahapan Pengembangan Materi
a) Perencanaan
Penyusun materi terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan materi. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti multi-media dan internet.
b) Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penyusunan materi perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan materi, seperti Standar isi yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan aturan penyusunan materi kedalam silabus, rancangan program pembelajaran dan Standar Kompetensi serta Kurikulum yang diterapkan.
c) Perbaikan
Buram materi perlu dikaji ulang sebelum diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Pengkaji dapat terdiri atas para spesialis ahli mata pelajaran, guru/instruktur, kepala sekolah, dan siswa itu sendiri.
d) Pemantapan
Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Kepala atau Pimpinan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
e) Penilaian Materi
Penilaian pelaksanaan materi perlu dilakukan secara berkala yang telah dijabarkan dalam sebuah silabus dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum.
pada pertemuan terakhir, kami masing-masing kelompok mempresentasikan hasil media pembelajaran memakai macromedia, kelompok kami mempresentasikan pembelajaran dengan materi procedure text. masih terdapat materi yang belum sempurna tentang kelengkapan materi yang kami sampaikan dengan menggunakan macromedi yang kami sampaikan. kami melengkapi materi menggunakan media pembelajaran pada materi yang belum kami sampaikan saat presentasi dan kami menyempurnakannya lagi.

Senin, 17 Juni 2013

Refleksi minggu ke 12

pada perkuliahan minggu ke 12, salah satu kelompok telah mempresentasikan media pembelajaran dengan menggunakan macromedia. presentasinya menarik. tetapi dalam kelengkapannya belum memenuhi kelengkapan. telah ada kelompok yang maju untuk mempresentasikan.


Selasa, 11 Juni 2013

Reflkesi minggu kesepuluh

pada minggu ini materinya adalah cara membuat video atau film.
dalam satu kelas terdapat tiga kelompok yang membawa video guna mem video atau membuat film. adegan itu ada di perpustakaan, kantin, dan komlain di simeru. masing-masing kelompok mem video kegiatan dimasing-masing tempat tersebut, tetapi untuk hasilnya masing-masing masih perlu belajar banyak tentang cara yang bagus untuk  membuat video. yang perlu diperhatikan yaitu:
dalam pengambilan gambar untuk pembuatan video tidak boleh menggambil pada bagian pundak seseorang, harus fokus pada orahttp://www.mawan.or.id/files/pdf/Membuat%20Film%20Pendek.pdfngnya, pada tema yang diambil
untuk pengambilan gambar pada video perlu memperhatikan angel
dalam pengambilan video juga harus memperhatikan pengambilan gambar yang diperbesar atau diperkecil untuk memperjelas gambar ataupun menyamarkan.

sumber-sumber bacaan yang harus diperhatikan terkait materi pada minggu ini yaitu:
http://yusronmultimedia.files.wordpress.com/2012/11/video-shooting-n-editing-yusron-saudi-materi-i-pengambilan-gambar.pdf
(http://bopfive5.blogspot.com/2011/05/teknik-pengambilan-gambar-atau-video.html)

setelah kami mengetahui dan mmahami langkah-langkah yang benar dalam pengambilan video yang baik dan benar seperti apa kemudian kami membuat film tentang procedure text how to make a cup of coffee. materi ini kami sampaikan kepada para siswa di SMP Muhammadiyah 1 Jeti, terkait dengan pembelajaran bahasa inggris.
Refleksi minggu kesembilan

pada minggu ini, setiap kelompok melakukan kuliah online dengan materi video.
temanya tentang storyboard.

source (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Storyboard%20dalam%20Media%20Pembelajaran%20Interaktif.pdf)

Storyboard yaitu visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene.  Pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing.
   Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus
dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi jika ada
6. Animasi jika ada
7. Video, jika ada
8. Audio, jika ada
9. Interaksi dengan penonton, jika ada
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi
 

Untuk rencaan pembuatan media pembelajaran menggunakan macro media kita memasukkan story board
1.    Skkd
Procedure text untuk anak kelas 1 SMP.
 Skkd kami beri audio narasi durasi selama 1 menit.
2.    Material
What is Procedure text?
 What is the purpose of procedure text?
 What is the generic structure of procedure text?
 Berdurasi  2 menit
3.    Example
Foto and video how to make a cup coffee.
Untuk foto kami memberi audio narasi pada setiap material and ingredients, and the step lama narasi 3 menit
4.    Evaluation
5 soal tentang how to make a cup of coffee.
Untuk evaluation kita tidak memberi narasi audio, jika siswa menklik jawaban benar akan keluar suara tepuk tangan.
5.    Bantuan
Bantuan mengenai tombol – tombolnya.
Kami tidak memberi narasi audionya.


Refleksi minggu ketujuh

Dalam minggu perkuliahan ini, kami masih melakukan presentasi di dalam kelas. kelompok kami maju untuk mempresentasikan hasil ppt yang telah kami buat.
ppt kami yaitu tentang procedure text, yang terdapat skkd, material, example, dan evaluation yang dilengkapi dengan contoh jawaban jika benar atau salah akan ditunjukkan secara otomatis. Pada tombol materi terdapat materi tentang what is procedure text, purpose, text organization, language features.
pada example: how to make a cup of coffee.
pada questions: pertanyaan-pertanyaan berkaitan tentang how to make a cup of coffee.
Pada tombol example kita memberi contoh gambar nyata how to make a cup of coffee dan kami beri video supaya lebih menarik.materi ini lebih menarik bagi siswa karena biasanya untuk media-media yang digunakan masih sederhana, misalnya descriptive text, hanya menggunakan gambar. dengan menggunakan video untuk procedure text siswa menjadi lebih tertarik.
materi procedure text yang kami presentasikan yaitu untuk siswa SMP Muhammadiyah Jetis, kelas 1.
dipertemuan ini juga di jelaskan tentang materi yang dikumpulkan untuk penilaian saat UTS.

Refleksi minggu keenam

pada minggu ini, setiap kelompok mempresentasikan ppt yang telah dibuat sebelumya.
teman-teman dari kelompok lain maju presentasi hasil mereka. kami menanggapi hasil ppt yang telah mereka buat. contohnya kelompok yang mempresentasikan tentang materi bahasa arab, kelompok tersebut dalam pembuakaan /bagian awal menyapa dengan kata bahasa inggris di dalam ppt nya, seharusnya juga memakai bahasa arab, dan lain sebagainya. kami dari masing-masing kelompok saling memberikan masukan kepada setiap kelompok yang maju, di mana kelompok yang maju tersebut di moderatori oleh kelompok yang menjadi penilainya.
Refleksi minggu kelima

pada minggu ini materinya yaitu tentang visual principle, dengan bahan bacaan dari
(http://www.uni.edu/coe/ci/240-020/documents/visual_literacy.pdf) 
dan (http://www.spitzertech.com/w200/documents/week_03/visual_literacy.pdf)
dalam materi ini kami masih sedikit bingung dalam memasukan animasi di dalam slide yang telah kami buat,kami belum bisa memasukkan animasi di slide yang telah kami buat.  di kelompok kami membuat materi dengan menggunakan powerpoint, kami telah memasukan video, sound, dan kami kemudian memasukkan animasi ,setelah kami bisa memasukkan animasi di dalam ppt kami. kami telah membuat soal di dalam slide ppt kami. kelompok kami mengambil tema tentang procedure text tentang how to make a cup of coffee.
kemudian dari hasil yang telah dibuat oleh kelompok kami, maka di nilai oleh kelompok lain dan di kirimkan di email bapak Wahyu.
Refleksi minggu ke empat

dalam perkuliahan minggu ini kami membahas tentang ASSURE, kemudian setiap tim membuat analisis untuk persiapan pengembangan software pembelajaran.
kemudian ada salah satu tim yang maju untuk mempresentasikan model pembelajarannya yang telah di buat, kemudian di analisis menggunakan ASSURE model, grup yang tampil yaitu kelompok Diah Ayu M, Restu M, dan Neti Indri. kelompok tersebut belum sepenuhnya menggunakan ASSURE model dalam kegiatan pembelajarannya, kemudian bapak Wahyu, memberikan model pembelajaran menggunakan ASSURE model. dimana ASSURE model yaitu :

A.    DEFINISI MODEL ASSURE
ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya,
Jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswaModel assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.

B. TAHAPAN MODEL ASSURE
1. ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
a.  General Characteristics (Karakteristik Umum)
b. Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
c. Learning Style (Gaya Belajar)
2.  STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1.  Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2.  Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3.  Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4.  Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
3. SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino. Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi
4.     REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan.
1. Latihan Prnggunaan Teknologi
2.  Umpan Balik
5.  EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2.  Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.  Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.


C.     MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
1.      Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
2.      Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3.      Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

selain itu kami juga melakukan analisis bagi model pembelajaran yang kami lakukan menggunakan ASSURE model di SMP Muhammadiyah Jetis.
       
1.      Analyze learner
Karakteristik  siswa di SMP Muh  Jetis para siswa kebanyakan mempunyai  sikap yang aktif  dimana tidak bisa menyerap pelajaran jika dengan teacher centered. Maksudnya disini para siswa tidak bisa menerima pelajaran dikelas jika kegiatannya hanya mendengarkan ceramah guru  dikelas. Umur siswa yang masih tergolong belia  sekitar 13 – 14 tahun sangat memungkinkan siswa untuk ngobrol sendiri di kelas saat pelajaran di mulai, karena mereka belum memikirkan untuk apa kita belajar buat masa depan. Factor social, ekonomi mereka yang tergolong menengah ke bawah menyebabkan siswa tidak bisa belajar menggunakan media, misalnya internet. Siswa hanya mengandalkan catatan dari ceramah guru di kelas.
            Maka kami disini ingin memperkenalkan penggunaan media pembelajaran melalu IT sebagai penunjang proses KBM di kelas bahasa inggris. Supaya mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses KBM. Media yang digunakan SMP tersebut masih sederhana  misalnya pembelajaran writing  guru menggunakan media gambar yang diperoleh dari media cetak seperti majalah atau Koran.
            Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa SMP Muh Jetis berbeda. Menyebabkan ketertarikan dalam proses belajarpun berbeda. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.      State Objective
Menjadikan siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran Bahasa Inggris di kelas. Karena kita tau bahwa pelajaran bahasa inggris adalah salah satu dari mata pelajaran yang di takuti siswa.
Siswa mampu memahami makna procedure text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu mendeskripsikan kembali procedure text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu menulis procedure text sesuai contoh.
3.      Select Media and Materials
•         Media
Media yang akan kami gunakan adalah classroom. Pengaturan ruang kelas di SMP Muhammadiyah Jetis Bantul, memungkinkan penggunaan berbagai metode pelatihan, misalnya video, ceramah, simulasi, dan diskusi. Seperti  pengaturan tempat duduk, lingkungan yang kondusif untuk belajar.   Tetapi ada hal yang menurut kami menghambat proses belajar siswa yaitu ruang lab bahasa yang dijadikan satu dengan lab computer. Tetapi disini kami mengembangkan dalam penggunaan media dan  memilih menggunakan media pembelajaran menggunakan video. Supaya anak – anak tertarik untuk mengikuti proses KBM dengan baik, sehingga siswa mampu mengembangkan skill yang mereka miliki.

•         Materi
Materi yang akan kami sampaikan seputar procedure text. Seperti mendeskripsikan how to make something. Dalam hal ini kami mengembangkan materi yang ada dimana kami mengkhususkan tema yang dibahas seperti mendescripsikan “how to make a cup of coffee” supaya siswa lebih focus memahami isi dari materi yang kami sampaikan.
4.      Utilize Media and Materials
Kegiatan ini kami lakukan dilab komputer karena lab bahasa itu dijadikan satu dengan lab bahasa. Kami mengkondisikan siswa telah mengetahui materi yang telah diajarkan sebelumnya jadi siswa telah mengetahui dasar dari penayangan video tersebut.
5.      Require Learner Participation
Kami menayangkan video pembelajaran mengenai procedure text. Tetapi sebelum kita mulai menayangkan video how to make a cup of coffee kami mengkondisikan siswa untuk benar – benar siap mengikuti proses KBM menggunakan media. Kemudian ,  siswa di minta untuk memperhatikan dengan melihat dan memahami video yang kita putar diruang lab komputer. Kemudian siswa dan guru berdiskusi tentang isi dari video tersebut dan salah satu siswa diminta untuk memberi pendapat tentang isi dari video tersebut. 
6.       Evaluate and Revise
Dalam hal ini pemilihan video sebagai media sangat efektif  dimana dapat membantu siswa dalam pemahaman isi materi yang disampaikan. selain itu tujuan pembelajaran juga lebih tersampaikan dengan baik. Disisi lain perhatian siswa lebih tertuju pada video yang ditampilkan. Namun, jika dilihat dari segi kebahasaan jika siswa tidak mempunyai banyak kosa kata yang mereka ketahui akan menghambat dalam penguasaan isi dari materi tersebut.

             Jadi media video ini efektif untuk siswa dimana dapat membantu memahami isi materi walau tidak semua dapat dipahami. Setidaknya siswa tahu melalui  video tersebut. Penilaiannya melaui sejauh mana pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Diakhir sesi pembelajaran,guru dan siswa berdiskusi tentang kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi selama penayangan video tersebut, jadi bisa digunakan untuk pengembangan  pembelajaran selanjutnya.


kajian pembelajaran kelas B

No. Kelompok : 15

Rondiyah (10004088)
Eni Sujiyati (10004081)
Rosadillah Rahayu ( 10004098 )

Judul Media Pembelajaran : classrooms

Jenis : video

Kelebihan : penggunaan media pembelajaran ini akan lebih menarik bagi pembelajaran bahasa inggris untuk anakanak SMP, di sini adalah SMP Muhammadiyah Jetis, Bantul. dengan penggunaan media ini akan mendorong anak dalam meningkatkan penguasaan terhadap pelajaran bahasa inggris karena mereka dapat menikmati penggunaan video yang content nya bahasa inggris. mereka dapat belajara bahasa inggris tanpa tergantung pada gurunya, jadi di sini guru hanya sebagai fasilitator bukan sebagai centered teaching.

Kekurangan : dalam penggunaan video ini kekuranngannya adalah mereka akan lebih terfokus pada gambar pada video, bukan pada penggunaan bahasa yang terdapat pada video tersebut.


Cocok untuk kondisi siswa :
1. langkah ini cocok untuk mereka karena adanya juga fasilitas yang mendukung dalam penggunaan media dengan menggunakan video tersebut, siswa SMP Muhammadiyah akan lebih menikmati pembelajaran bahasa inggris melalui media ini.
Refleksi minggu ketiga

pada minggu ini, setiap kelompok yaitu 2 kelompok, bercerita tentang pengalaman observasi ke sekolah dan menunjukkan bahan-bahan yang telah didapatkan dan setiap tim diskusi mengkaji materi yang telah didapatkan terkait dengan teori. 
hal yang di diskusikan yaitu terkait dengan, mata pelajaran yang diambil untuk di buatkan media pembelajaran, kesan terhadap sekolah yang telah dikunjungi, alasan terhadap pemilihan materi, media yang telah di gunakan oleh sekolah tersebut dalam mata pelajaran yang diambil, persiapan dalam pembuatan media pembelajaran bahasa inggris bagi siswa.
setelah kami berbagi tentang kegiatan observasi ke sekolah yang telah kelompok kami, yaitu kelompok 15, kemudian kami membaca tentang materi instructional design-media, strategies, &methods, dengan alamat (http://plato.stanford.edu/entries/feminism-approaches/), kemudian kami membuat analisis. kami memilih media classroom untuk kegiatan pembelajaran di kelas bagi siswa SMP Muhammadiyah Jetis. dalam media ini yaitu terdapatnya, video, lecture, simulation, and discussion. kami memilih video sebagai media pembelajaran yang kami gunakan, yaitu kami mencontohkan tentang how to make a cup of coffee, jadi di sini dalam pembelajaran bukan hanya terpusat pada guru, guru hanya sebagai fasilitator saja di dalam kelas, bukan sebagai teacher centered.


pada minggu berikutnya kami mengunjungi SMP Muhammadiyah Jetis kembali, untuk bertemu dengan Ibu Amin, selaku guru mata pelajaran bahasa inggris. setelah kami bertemu dengan beliau kemudian kami melihat dan meminta silabus yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa inggris di SMP Muhammadiyah Jetis, metode yang telah diguanakan, jumlah siswa untuk masing-masing kelas, dan fasilitas yang ada. kami mengambil materi untuk kelas satu, materi-materi yang telah diajarkan yaitu macam-macam jenis text bahasa inggris, metode yang dilakukan, untuk text deskriptive melalui gambar, jumlah masing-masing kelas ada 1 untuk kelas 1, 1 untuk kelas 2, dan satu untuk kelas 3, dan fasilitas yang telah ada untuk mendukung kegiatan yaitu lab untuk komputer, LCD.
Refleksi minggu kedua 

pada refleksi ini dijadikan sebagi minggu pertama sebagai mata kuliah IT, karena pada minggu sebelumnya /minggu pertama perkuliahan belum masuk mata kuliah IT.
pada kegiatan ini, kami melakukan pembentukan , pada kegiatan pembentukan kelompok ini kami telah memutuskan untuk melakukan survey di sekolah smp yang berada di jetis, yaitu SMP muhammadiyah jetis, sebagai sekolah yang kami pilih untuk kami lakukan survey dan kami kunjungi kemudian segera kami tindaklanjuti untuk bertemu dengan salah satu guru bahasa inggris, karena mata pelajaran yang kami ambil untuk kami lakukan tindak lanjut yaitu mata pelajaran bahasa inggris. di SMP Muhammadiyah kami bermaksud bertemu dengan guru bahasa inggris pada tanggal 15 Maret 2013, tetapi belum ada kesempatan untuk bertemu dengan beliau, tetapi kami telah mendapat ijin untuk melakukan survey di SMP Muhammadiyah Jetis.
Refleksi minggu kedua

Pada perkuliahan minggu kedua, telah ada pembahasan yang terkait dengan materi IT, dan Bapak Wahyu memberikan arahan kepada semua mahasiswa untuk membentuk kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 3 orang kemudian mendaftarkan kelompok tersebut ke (alfheuad.indonesianforum.ne), dan setiap mahasiswa secara individu memiliki blog untuk tugas portofolio, jadi setiap tugas di tulis di dalam blog sebagai tugas portofolio.
dalam perkuliahan minggu kedua ini Bapak Wahyu Pujiono memberikan tugas secara berkelompok yang telah di bagi, satu kelompok terdiri 3 orang untuk melakukan survey ke sekolah untuk meminta materi dari guru terkait dengan komponen domain dari IT. Rangkuman hasil pencarian materi,kemudian diposting di blog setiap anggota kelompok.
refleksi minggu pertama
belum ada kegiatan perkuliahan yang di lakukan / belum ada pertemuan, jadi belum ada pembahasan tentang mata kuliah yang terkait dengan mata kuliah IT.

Senin, 08 April 2013

 notulen by: Rondiyah
Instructional technology (Does Technology Hinder or Enhance Learning & Teaching)

Group 2 (pro)
Hayudi
Syam
Fuad

First speaker: Hayudi
Word key:Technology dan proses belajar mengajar
Technology merupakan salah satu kearifan untuk mendukung usaha mereka
Belajar mengajar ialah proses timbal balik antara guru dan murid
Teknologi sedang mendunia, kehidupan di kuasai teknologi
Apakah tek mendukung proses belajar mengajar??
Apakah guna teknologi? Sarana yang membantu proses belajar mengajar agar lebih mudah
Ex: membuat media pembelajaran
1. untuk mempermudah agar siswa mudah memahami)
2. mempersingkat waktu, ex: kegiatan nasional(self our time)
3. teknologi berkembang pesat,
Sanggahan
Ayu: tidak setuju, menjadi tidak komunikatif jika menggunakan IT dalam belajar pembelajaran
Tanggapan
Hayudi: IT tergantung pada user (apakah di gunakan dengan baik dan benar)
Ayu: user yang bagaimana user yang baik? user tidak bisa menggunakan fasilitas?
Hayudi: perlu kesadaran, it depends of users.
Belajar
Memanfaatkan teknologi dengan benar
Neti: masalah dengan money?
Hayudi: 1. Adanya Campur tangan pemerintah
Neti : kehidupan ekonomi yang berkaitan dengan mahasiswa tentang teknologi? Teknologi membutuhkan uang?
Tanggapan
Hayudi: tidak bisa berjalan dengan baik
Fuad : kebutuhan paling utama yang perlu dipikirkan(kebutuhan pokok), tidak harus memiliki IT, bisa belajar dengan yang punya (kolega). Untuk masalah money perlu sebuah proses.
Tanya
Ayu: keuntungan IT, dimana letaknya dalam proses belajar mengajar( IT trsebut)?
Suatu daerah yang masih agak terbelakang, bagaimana masalah IT pada daerah tersebut?
Tanggapan
Syam : penggunaan LCD dan Laptop di dalam kelas, lebih memudahkan proses belajar mengajar di dalam kelas, lebih menarik.
Teknologi tidak harus barang yg berupa elektronik, tetapi alat yang mempermudah usaha masyarakat, ex : membajak sawah dengan kerbau.
Neti: sempoa apakah teknology?
Fuad : teknologi bukan hanya teknologi canggih tapi ada teknologi sederhana, perlu sebuah proses, asalkan teknologi sederhana tersebut masih bisa digunakan.
Tanya
Neti: penyalahgunaan teknologi yang salah bagi anak? Jika ortu sibuk, why dengan penyalahgunaan teknologi pada anak?
Sanggahan
Fuad: Perlu peran ortu, guru dan lingungan.
Syam: peran ortu, jika ortu bussy, maka perlu peran orang lain untuk membatasi penggunaan tek.
Neti: jika anak punya laptop sendiri?
sanggahan
Hayudi: ortu sudah salah dalam pengawasan terhadap anak
Kesimpulan (hayudi) “apa sih teknologi itu”?
1.alat yang mempermudah kerja manusia
2. teknologi membuka wawasan yang lebih luas
3. teknologi dapat mendukung proses pembelajaran di kelas

comment:
harapan dari penggunaan IT memang sangat berperan penting dalam kaitanya dengan belajar pembelajaran, tapi perlu diperhatikan dengan jeli penggunaannya, dari debat yang telah di laksanakan sangat mengguggah yang berkaitan dengan kritisisasi penggunaan IT, bagaimana perkembangan IT, bagaimana penggunaan IT yang di salahgunakan, bagaimana mengoperasikan IT, bagaimana dengan daerah2 yang belum terjamah dengan IT, it's become problem, it's a big problem, maka peran pemerintah sangat penting, masalah ekonomi sangat penting dalam perkembangan IT. so, dari debat pro dan kontra masing2 pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dari penggunaan IT sendiri Smile Smile

Minggu, 07 April 2013

Visual Design Elements


Six integral components used in the creation of a design:
Line
Color
Form/Shape
Space
Texture
Value

Line
Types
Vertical- Represents dignity, formality, stability and strength.
Horizontal- Represents calm, peace and relaxation.
Diagonal- Represents action, activity, excitement and movement.
Curved- Represents freedom, the natural, having the appearance of softness and creates a soothing feeling or mood.


Balance
Parts of the design are equally distributed to create a sense of stability.
There can be physical as well as visual balance.
Types
Symmetrical or Formal Balance
Asymmetrical or Informal Balance
Radial Balance
Vertical Balance
Horizontal Balance
Rhythm


Repeated use of line, shape, color, texture or pattern.
Types
Regular rhythm
Graduated rhythm
Random rhythm
Gradated rhythm






  IT MINGGU KE 3
DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
A.    Alasan teoritis pemilihan media
Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru  menggunakan media. Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran.
Alas an pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah system yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Jika kita lihat prosedur pengembangan desain instruksional maka diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum, kemudian dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran yang menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa. Untuk menentukan hasil belajar guru melakukan evaluasi.
B.     Alasan praktis pemilihan media
Alas an praktis berkaitan dengan pertimbangan – pertimbangan dan aasan si pengguna seperti  guru, dosen, instruktur mengapa menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman ( 1996 : 84 ) sebagai berikut :
a.       Demonstration
Media digunakan sebagai alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan teknik mengoperasikan OHP, pada saat menjelaskan menggunakan alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut menjelaskan, menunjukkan dan memperlihatkan cara – cara pengoperasian OHP.
b.      Familiarty
Penggunaan media pembelajaran memiliki alas an pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisadan untuk mempelajarinya membutuhkan wakt, tenaga dan juga biaya, sehingga terus menerus ia menggunakan media yang sama.
c.       Clarity
Alasan ketiga kenapa guru menggunakan media adalan untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan media  dan metode yang digunakan masih dengan model ceramah. Cara yang seperti ini memang tidak menyusahkan guru. Guru tidak perlu repot – repot mencari media. Tetapi dengan menguasai materi guru bisa menyampaikan materi, namun apakah cara pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini cenderung akan verbalitas, yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal ini bisa terjadi? Karena informasi tidak bersifat konkrit.
d.      Active learning
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan aktif baik secara fisik, mental dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, Tanya jawab dll. Namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Menurut Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media adalah ‘ alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Keberadaan media dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan yang sudah ada, baik media realia yaitu media alami yang tersedia di alam sekitar. Media juga dapat diperoleh dengan cara pembelian. Membeli berarti tidak terjadi proses desain oleh pengguna, media yang sudah ada lamgsung dimanfaatkan oleh pengguna.
KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
A.    Kriteria umum pemilihan media
Sudah dijelaskan diatas dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Mc.M.Connel ( 1974) “ if the medium fits use it’’. Tetapi daam penggunakaannya tidak semudah itu diperlukan satu pengkajian yang mendalam untuk sampai ketepatan dalam memilih media.
Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Namun demikian secara teoritik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum sebagai berikut:
·         Kesesuaian dengan tujuan
·         Kesesuaian dengan materi
·         Kesesuaian dengan fasilitas
·         Kesesuaian dengan karakteristik siswa
·         Kesesuaian dengan gaya belajar
·         Kesesuaian dengan teori
B.     Kriteria kusus pemilihan media
Daam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu
·         Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid. Itu perlu kita perhatikan.
·         Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih biasanya cenderung mahal. Tetapi media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai betu materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek – objek untuk dijadikan sebagai media sengan biaya yang murah namun efektif.
·         Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannnya. Jika kita ingin menggunakan audio visual di kelas. Kita perlu mempertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai .
·         Interactive
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
·         Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Apakah pimpinan sekolah mendukung,dll.
·         Novelty
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
A.    Format pemilihan media
Arif Sadiman ( 1996:87) mengemukakan dua format pemilihan media, yaitu Flowchart, matrik dan Checklist. Format flowchart menggunakan system pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan, jika salah satu ber-opsi tidak maka gugur dan berpindah pada langkah selanjutnya. Format matrik menangguhkan proses keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Format checklist sama dengan format matrik, yaitu menangguhkan proses keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Penggunaannya dilapangan banyak digunakan model checklist.
B.     Format flowchart
Pembelajaran di sekolah dasar sudah dimungkinkan untuk menggunakan pembelajaran mandiri, misalnya dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif dengan kemasan sederhana dan pengawasan dari guru.
C.     Format Matriks
Format ini berbentuk kolom yang mengkaitkan dan mencocokkan satu variable media dengan variable lainnya. Misalnya jenis media yang akan dipilih di lihat kondisinya dengan variable lain seperti sifatnya, kelebihannya, fungsinya, penggunaannya dll.
D.    Format Checklist
Format evaluasi terhadap media dapat menggunakan checklist, sesuai dengan istilah checklist maka kita tinggal memberikan penilaian dengan memberi tanda dan memberi nilai pada rentang penilaian media.
PERBANDINGAN MODEL ASSURE DENGAN ADERSON
No. Kelompok : 15

Rondiyah (10004088)
Eni Sujiyati (10004081)
Rosadillah Rahayu ( 10004098 )

Judul Media Pembelajaran : classrooms

Jenis : video

Kelebihan : penggunaan media pembelajaran ini akan lebih menarik bagi pembelajaran bahasa inggris untuk anakanak SMP, di sini adalah SMP Muhammadiyah Jetis, Bantul. dengan penggunaan media ini akan mendorong anak dalam meningkatkan penguasaan terhadap pelajaran bahasa inggris karena mereka dapat menikmati penggunaan video yang content nya bahasa inggris. mereka dapat belajara bahasa inggris tanpa tergantung pada gurunya, jadi di sini guru hanya sebagai fasilitator bukan sebagai centered teaching.

Kekurangan : dalam penggunaan video ini kekuranngannya adalah mereka akan lebih terfokus pada gambar pada video, bukan pada penggunaan bahasa yang terdapat pada video tersebut.


Cocok untuk kondisi siswa :
1. langkah ini cocok untuk mereka karena adanya juga fasilitas yang mendukung dalam penggunaan media dengan menggunakan video tersebut, siswa SMP Muhammadiyah akan lebih menikmati pembelajaran bahasa inggris melalui media ini.




Rabu, 03 April 2013

assure



Kelompok 15 : Rondiyah ( 10004088 ) http://rondiyah90.blogspot.com/
                        Eni Sujiyati ( 10004081 ) http://enysujiyati.blogspot.com/
                        Rosadillah Rahayu ( 10004098 ) http://rosadillahr.blogspot.com/
ANALISA PEMBELAJARAN ASSURE MODEL
A.    DEFINISI MODEL ASSURE
ASSURE model adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi.
Sekarang ini para pengajar atau guru dihadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengajar degan baik dan bisa diterima baik oleh para muridnya. Tentu saja ini bukan tantangan ringan, karena tiap pengajar dari tiap daerah mempunyai kelebihan dan kekurangan dari berbagai aspek pendidikan, entah itu fasilitasnya,
Jenis muridnya, dan lain-lain. Pengajar juga harus mempunyai strategi yang jitu untuk setidaknya membuat pengajaran menjadi mudah dan bisa diterima oleh siswa, karena sulit membuat pengajaran bisa diterima oleh semua siswaModel assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran dengan menggunakan ASSURE Model mempunyai beberapa tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
B.     TAHAPAN MODEL ASSURE
1.      ANALYZE LEARNER (Analisis Pembelajar)
a.       General Characteristics (Karakteristik Umum)
b.      Specific Entry Competencies ( Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)
c.       Learning Style (Gaya Belajar)


2.      STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)
Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat. Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1.      Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa.
3.       Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran
4.      Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.

3.       SELECT STRATEGIES, TECHNOLOGY, MEDIA, AND MATERIALS (Memilih, Strategi, Teknologi, Media dan Bahan ajar)
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik. Peran media pembelajaran menurut Smaldino
·         Memilih , Mengubah, dan Merancang Materi

4.      REQUIRE LEARNER PARCIPATION (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media yang kita tampilkan.
1.      Latihan Prnggunaan Teknologi
2.      Umpan Balik

5.      EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
1.      Penilaian Hasil Belajar Siswa,
2.      Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
3.      Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.


C.     MANFAAT ASSURE MODEL DALAM PEMBELAJARAN
Secara sederhana manfaat dari model ASSURE Sederhana, relatif mudah untuk diterapkan.
1.      Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.
2.      Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3.      Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

RENCANA AWAL
PENERAPAN MODEL ASSURE
DI SMP MUHAMMADIYAH JETIS BANTUL

1.      Analyze learner
Karakteristik  siswa di SMP Muh  Jetis para siswa kebanyakan mempunyai  sikap yang aktif  dimana tidak bisa menyerap pelajaran jika dengan teacher centered. Maksudnya disini para siswa tidak bisa menerima pelajaran dikelas jika kegiatannya hanya mendengarkan ceramah guru  dikelas. Umur siswa yang masih tergolong belia  sekitar 13 – 14 tahun sangat memungkinkan siswa untuk ngobrol sendiri di kelas saat pelajaran di mulai, karena mereka belum memikirkan untuk apa kita belajar buat masa depan. Factor social, ekonomi mereka yang tergolong menengah ke bawah menyebabkan siswa tidak bisa belajar menggunakan media, misalnya internet. Siswa hanya mengandalkan catatan dari ceramah guru di kelas.
            Maka kami disini ingin memperkenalkan penggunaan media pembelajaran melalu IT sebagai penunjang proses KBM di kelas bahasa inggris. Supaya mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses KBM. Media yang digunakan SMP tersebut masih sederhana  misalnya pembelajaran writing guru menggunakan media gambar yang diperoleh dari media cetak seperti majalah atau Koran.
            Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa SMP Muh Jetis berbeda. Menyebabkan ketertarikan dalam proses belajarpun berbeda. Terdapat tiga macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, yaitu: 1. Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, 3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
2.      State Objective
Menjadikan siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran Bahasa Inggris di kelas. Karena kita tau bahwa pelajaran bahasa inggris adalah salah satu dari mata pelajaran yang di takuti siswa.
Siswa mampu memahami makna descriptive text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu mendeskripsikan kembali descriptive text yang kita putar menggunakan video.
Siswa mampu menulis descriptive text sesuai contoh.
3.      Select Media and Materials
·         Media
Media yang akan kami gunakan adalah classroom.Pengaturan ruang kelasdi SMP Muhammadiyah Jetis Bantul, memungkinkanpenggunaanberbagaimetode pelatihan, misalnyavideo,ceramah, simulasi, dan diskusi. Sepertipengaturan tempat duduk, lingkungan yang kondusif untuk belajar. Tetapi ada hal yang menurut kami menghambat proses belajar siswa yaitu ruang lab bahasa yang dijadikan satu dengan lab computer. Tetapi disini kami mengembangkan dalam penggunaan media dan  memilih menggunakan media pembelajaran menggunakan video. Supaya anak – anak tertarik untuk mengikuti proses KBM dengan baik, sehingga siswa mampu mengembangkan skill yang mereka miliki.

·         Materi
Materi yang akan kami sampaikan seputar descriptive text. Seperti mendeskripsikan MY FAMILY. Dalam hal ini kami mengembangkan materi yang ada dimana kami mengkhususkan tema yang dibahas seperti mendescripsikan “my dad” supaya siswa lebih focus memahami isi dari materi yang kami sampaikan.
4.      Utilize Media and Materials
Kegiatan ini kami lakukan dilab komputer karena lab bahasa itu dijadikan satu dengan lab bahasa. Kami mengkondisikan siswa telah mengetahui materi yang telah diajarkan sebelumnya jadi siswa telah mengetahui dasar dari penayangan video tersebut.
5.      Require Learner Participation
Kami menayangkan video pembelajaran mengenai descriptive. Tetapi sebelum kita mulai menayangkan video Descriptive kami mengkondisikan siswa untuk benar – benar siap mengikuti proses KBM menggunakan media. Kemudian ,  siswa di minta untuk memperhatikan dengan melihat dan memahami video yang kita putar diruang lab komputer. Kemudian siswa dan guru berdiskusi tentang isi dari video tersebut dan salah satu siswa diminta untuk member pendapat tentang isi dari video tersebut. Diakhir ,siswa diminta untuk menceritakan tentang keluarganya .
6.      Evaluate and Revise
Dalam hal ini pemilihan video sebagai media sangat efektif  dimana dapat membantu siswa dalam pemahaman isi materi yang disampaikan. selain itu tujuan pembelajaran juga lebih tersampaikan dengan baik. Disisi lain perhatian siswa lebih tertuju pada video yang ditampilkan. Namun, jika dilihat dari segi kebahasaan jika siswa tidak mempunyai banyak kosa kata yang mereka ketahui akan menghambat dalam penguasaan isi dari materi tersebut. Jadi media video ini efektif untuk siswa dimana dapat membantu memahami isi materi walau tidak semua dapat dipahami. Setidaknya siswa tahu melalui  video tersebut.Penilaiannya melaui sejauh mana pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan. diakhir sesi pembelajaran,guru dan siswa berdiskusi tentang kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi selama penayangan video tersebut, jadi bisa digunakan untuk pengembangan  pembelajaran selanjutnya.